à Metodologi Audit IT
Dalam praktiknya, tahapan-tahapan dalam audit IT tidak berbeda dengan audit pada umumnya, sebagai berikut :
1.
Tahapan Perencanaan.
Sebagai
suatu pendahuluan mutlak perlu dilakukan agar auditor mengenal benar obyek yang
akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain
sedemikian rupa agar pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien.
2.
Mengidentifikasikan reiko dan kendali.
Untuk
memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM
yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik.
3.
Mengevaluasi kendali dan mengumpulkan bukti-bukti.
Melalui
berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi, dan review dokumentasi.
4.
Mendokumentasikan.
Mengumpulkan
temuan-temuan dan mengidentifikasikan dengan auditee.
5.
Menyusun laporan.
Mencakup
tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan.
à Alasan melakukan Audit IT
Perkembangan
teknologi telah mengakibatkan perubahan pengolahan data yang dilakukan
perusahaan dari sistem manual menjadi secara mekanis, elektromekanis, dan
selanjutnya ke sistem elektronik atau komputerisasi. Peralihan ke sistem yang
terkomputerisasi memungkinkan data yang kompleks dapat diproses dengan cepat
dan teliti, guna menghasilkan suatu informasi. Dalam mendukung aktivitas sebuah
organisasi, informasi menjadi bagian yang sangat penting baik untuk
perkembangan organisasi maupun membaca persaingan pasar. Dalam hal proses data
menjadi suatu informasi merupakan sebuah kegiatan dalam organisasi yang
bersifat repetitif sehingga harus dilaksanakan secara sistematis dan otomatis.
Dengan
demikian, sangat diperlukan adanya pengelolaan yang baik dalam sistem yang
mendukung proses pengolahan data tersebut. Dalam sebuah organisasi tata kelola
sistem dilakukan dengan melakukan audit. Menurut Juliandarini (2013) Audit
sistem informasi (Information Systems (IS) audit atau Information technology
(IT) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur sistem
informasi secara menyeluruh.Menurut Romney (2004) audit sistem informasi
merupakan tinjauan pengendalian umum dan aplikasi untuk menilai pemenuhan
kebijakan dan prosedur pengendalian internal serta keefektivitasannya untuk
menjaga asset.
Sehingga
menurut uraian teori diatas, maka penulis dapat simpulkan bahwa audit sistem
informasi adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti audit
untuk menentukan apakah sistem komputer perusahaan telah menggunakan asset
sistem informasi secara tepat dan mampu mendukung pengamanan asset tersebut
memelihara kebenaran dan integritas data dalam mencapai tujuan perusahaan yang
efektif dan efisien.
Menurut
Weber (1999) terdapat beberapa alasan mendasar mengapa organisasi perlu
melakukan audit sebagai evaluasi dan pengendalian terhadap sistem yang
digunakan oleh organisasi :
1.
Pencegahan terhadap biaya organisasi untuk data yang hilang
Kehilangan
data dapat terjadi karena ketidakmampuan pengendalian terhadap pemakaian
komputer. Kelalaian dengan tidak menyediakan backup yang memadai terhadap file
data, sehingga kehilangan file dapat terjadi karena program komputer yang
rusak, adanya sabotase, atau kerusakan normal yang membuat file tersebut tidak
dapat diperbaiki sehingga akhirnya membuat kelanjutan operasional organisasi
menjadi terganggu.
2.
Pengambilan keputusan yang tidak sesuai
Membuat
keputusan yang berkualitas tergantung pada kualitas data yang akurat dan
kualitas dari proses pengambilan keputusan itu sendiri. Pentingnya data yang
akurat bergantung kepada jenis keputusan yang akan dibuat oleh orang – orang
yang berkepentingan di suatu organisasi.
3.
Penyalahgunaan komputer
Penyalahgunaan
komputer memberikan pengaruh kuat terhadap pengembangan EDP audit maka untuk
dapat memahami EDP audit diperlukan pemahaman yang baik terhadap beberapa kasus
penyalahgunaan komputer yang pernah terjadi.
4.
Nilai dari perangkat keras komputer, perangkat lunak dan personel
Disamping
data, hardware dan software serta personel komputer juga merupakan sumber daya
yang kritikal bagi suatu organisasi, walaupun investasi hardware perusahaan
sudah dilindungi oleh asuransi, tetapi kehilangan hardware baik terjadi karena
kesengajaan maupun ketidaksengajaan dapat mengakibatkan gangguan. Jika software
rusak akan mengganggu jalannya operasional dan bila software dicuri maka
informasi yang rahasia dapat dijual kepada kompetitor. Personel adalah sumber
daya yang paling berharga, mereka harus dididik dengan baik agar menjadi tenaga
handal dibidang komputer yang profesional.
5.
Biaya yang tinggi untuk kerusakan komputer
Saat
ini pemakaian komputer sudah sangat meluas dan dilakukan juga terhadap fungsi
kritis pada kehidupan kita. Kesalahan yang terjadi pada komputer memberikan implikasi
yang luar biasa, sebagai contoh data error mengakibatkan jatuhnya pesawat di
Antartika yang menyebabkan 257 orang meninggal atau seseorang divonis masuk
penjara karena kesalahan data di komputer.
6.
Kerahasiaan
Banyak
data tentang diri pribadi yang saat ini dapat diperoleh dengan cepat, dengan
adanya komputerisasi kependudukan maka data mengenai seseorang dapat segera
diketahui termasuk hal – hal pribadi.
7.
Pengontrolan penggunaan komputer
Teknologi
adalah hal yang alami, tidak ada teknologi yang baik atau buruk. Pengguna
teknologi tersebut yang dapat menentukan apakah teknologi itu akan menjadi baik
atau malah menimbulkan gangguan. Banyak keputusan yang harus diambil untuk
mengetahui apakah komputer digunakan untuk suatu hal yang baik atau buruk.
Menurut
Weber (1999) terdapat empat tujuan utama mengapa perlu dilakukannya audit
sistem informasi yaitu:
(1)
Mengamankan asset
Asset
(aktiva) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat
keras, perangkat lunak, fasilitas, manusia, file data, dokumentasi sistem, dan
peralatan pendukung lainnya. Sama halnya dngan aktiva – aktiva lainnya, maka
aktiva ini juga perlu dilindungi dengan memasang pengendalian internal.
Perangkat keras bisa rusak karena unsur kejahatan ataupun sebab-sebab lain.
Perangkat lunak dan isi file data dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat
dihancurkan atau digunakan untuk tujuan yang tidak diotorisasi. Karena
konsentrasi aktiva tersebut berada pada lokasi pusat sistem informasi, maka
pengamanannya pun menjadi perhatian dan tujuan yang sangat penting.
(2)
Menjaga integritas data
Integritas
data merupakan konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti
data memiliki atribut: kelengkapan (completeness), sehat dan jujur (soundness),
kemurnian (purity), ketelitian (veracity). Tanpa menjaga integritas data,
organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar akibatnya,
keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena
tidak didukung dengan data yang benar.
(3)
Menjaga efektivitas sistem
Sistem
informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai
tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, auditor sistem informasi harus
tahu mengenai kebutuhan pengguna sistem atau pihak-pihak pembuat keputusan yang
terkait dengan layanan sistem tersebut. Selanjutnya, untuk menilai apakah
sistem menghasilkan laporan / informasi yang bermanfaat bagi penggunanya,
auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan
keputusannya.
(4)
Mencapai efisiensi sumber daya
Suatu
sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efisien jika ia
menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang
dibutuhkan. Efisiensi sistem pengolahan data menjadi penting apabila tidak ada
lagi kapasitas sistem yang menganggur.
Dari
alasan dan tujuan tersebut sangat jelas bahwa penting bagi sebuah organisasi
untuk melakukan audit sistem informasi guna melihat kembali apakah sistem yang
berjalansudah tepat dan terpenting sistem mampu untuk mendukung tercapainya
tujuan organisasi.
Terlihat
mudah namun percaya atau tidak penulis menemukan masih banyak organisasi yang
belum dengan secara konsisten melakukan audit serta evaluasi terhadap sistem
yang digunakan meskipun secara sadar bahwa investasi yang ditanamkan tidak
dalam jumlah yang kecil, namun ironisnya yang justru terjadi adalah audit dan
evaluasi baru mulai secara rutin dilakukan setelah organisasi merasakan resiko
dan baru mulai mencari tahu penyebabnya.
Sedari
dini, mulailah untuk dengan seksama melakukan penilaian terhadap sistem yang
digunakan agar tujuan awal investasi tidak menjadi sia – sia.
àManfaat Audit IT
A. Manfaat
pada saat Implementasi (Pre-Implementation Review)
1.
Institusi dapat mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sesuai dengan
kebutuhan ataupun memenuhi acceptance criteria.
2. Mengetahui apakah pemakai telah siap
menggunakan sistem tersebut.
3. Mengetahui apakah outcome sesuai dengan
harapan manajemen.
B.
Manfaat setelah sistem live (Post-Implementation Review)
1. Institusi mendapat masukan atas risiko-risiko
yang masih yang masih ada dan saran untuk penanganannya.
2.
Masukan-masukan tersebut dimasukkan dalam agenda penyempurnaan sistem,
perencanaan strategis, dan anggaran pada periode berikutnya.
3. Bahan untuk perencanaan strategis dan rencana
anggaran di masa mendatang.
4.
Memberikan reasonable assurance bahwa sistem informasi telah sesuai dengan kebijakan atau prosedur yang telah
ditetapkan.
5. Membantu memastikan bahwa jejak pemeriksaan (audit
trail) telah diaktifkan dan dapat digunakan oleh manajemen, auditor maupun
pihak lain yang berwewenang melakukan pemeriksaan.
6. Membantu dalam penilaian apakah initial
proposed values telah terealisasi dan
saran tindak lanjutnya.
sumber:
https://sis.binus.ac.id/2015/06/24/pentingnya-audit-sistem-informasi-bagi-organisasi/
Referensi :
- Juliandarini. Handayaningsih, Sri. Audit Sistem Informasi pada Digilib Universitas XYZ Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.0. Jurnal Sarjana Teknik Informatika. Volume 1 Nomor 1, Juni 2013. Pp. 276-286. e-ISSN: 2338-5197
- Romney, Marshall B., Steinbart, Paul John. (2004). Accounting Information Systems. 9th edition.
- Weber, Ron. (1999). Information Systems Control and Audit. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar